Header Ads

test

MEMILIH PASANGAN MENURUT IMAN KRISTEN


Bagi sebagian orang, untuk memilih pasangan hidup bukanlah perkara mudah. Banyak sekali orang yang merasa kuatir ketika harus memutuskan untuk memilih suami atau memilih istri, tidak seperti memilih pacar yang bisa dengan mudah dilakukan. Karena bagi mereka, pasangan hidup itu adalah orang yang akan diajak untuk hidup susah maupun senang selamanya. 

Tidak seperti memilih pekerjaan, tempat sekolah, atau memilih suatu barang, memilih pasangan hidup jauh lebih susah. Setiap orang pasti menginginkan pasangan hidup yang baik. Tidak ada manusia di dunia ini yang bercita-cita untuk memilih pasangan hidup yang tidak baik. 

Tuhan memberikan kebebasan dalam memilih pasangan hidup. Karena DIA menciptakan manusia dengan kemampuan untuk merasa dan berpikir dengan baik. Dengan kemampuan yang diberikan ini, seharusnya manusia memilih seseorang untuk menjadi pendamping hidupnya berdasarkan yang Tuhan kehendaki juga. 
Untuk memilih pasangan hidup, Alkitab memberikan beberapa pandangan :

1. PILIH PASANGAN YANG SEIMAN
Dalam 2 Korintus 6:14-15 dikatakan : "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?"

Pasangan yang seiman sangat penting untuk diperhatikan, karena itu menyangkut hal yang sangat mendasar, yaitu dasar dan pandangan hidup. Perbedaan iman dan keyakinan akan mempersulit proses komunikasi dan penerimaan satu dengan yang lain.

2. ADANYA KESESUAIAN (COMPATIBILITIES)
  
Tuhan menghendaki agar setiap orang Kristen mendapatkan pasangan yang seimbang dan sesuai di dalam kehidupannya. Seperti tertulis dalam Kejadian 2:20 - "Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia."

Kesesuaian artinya mempunyai perbedaan tetapi bisa saling melengkapi dan saling menerima. Kesesuaian adalah kunci untuk sebuah hubungan yang kuat. Kesesuaian tidak berarti harus sama persis. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kesesuaian ini, yaitu meliputi bidang-bidang: kerohanian, kemampuan rasio, dan kematangan sikap hidup. Semakin sedikit kesesuaian yang ada, semakin sulit untuk membangun relasi yang kuat dan mantap. Oleh karena itu, sebelum hubungan bergerak terlalu jauh, perhatikanlah masalah kesesuaian ini. Ingatlah, pernikahan hanyalah pengalaman sekali seumur hidup.

3. KARAKTER YANG BAIK 
Dalam Kejadian 24:13-14 dikatakan - "Di sini aku berdiri di dekat mata air, dan anak-anak perempuan penduduk kota ini datang keluar untuk menimba air. Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum--dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu." 
Ayat diatas adalah kisah Eliezer ketika menemukan Ribka. Eliezer meminta Tuhan untuk menunjukkan kepadanya seorang wanita yang tindakannya menunjukkan kerendahan hati, ketaatan, dan sikap melayani.
Dari kisah Eliezer menemukan Ribka bagi Ishak, terdapat beberapa tips yang berguna dalam proses menemukan pasangan hidup yang cocok. Perhatikanlah beberapa tips sederhana berikut ini:
1. Carilah di tempat yang tepat.
Eliezer tidak mencari pasangan bagi Ishak di kampung orang Kanaan. Ia mencari pasangan bagi Ishak di tempat di mana orang- orang juga menyembah Tuhan yang benar. Demikian juga bagi kita sekarang. Temukanlah calon pasangan hidup kita, di tempat yang tepat.

2. Minta pertolongan Tuhan.
Eliezer berdoa dan memohon pimpinan Tuhan (Kejadian 24:12). Demikianlah juga hendaknya yang kita lakukan. Dengan berdoa berarti kita mengakui keterbatasan yang ada, dan sekaligus mengakui keutamaan Tuhan di dalam kehidupan kita.

3. Jangan mendasarkan keputusan semata-mata mengikuti satu "tanda".

Meskipun kita menyakini "tanda" itu berasal dari Allah, tetapi kita harus tetap mempergunakan akal sehat. Eliezer terus menerus mengamati dan menilai Ribka, walaupun ia sudah mendapati bahwa "tanda" yang dimintanya telah terpenuhi (Kejadian 24:21).

4. Meminta pertimbangan orang lain.
Ribka pun sebelum ia akhirnya bersedia mengikuti Eliezar, terlebih dahulu mendengarkan pendapat dari keluarganya (Keluaran 24:51,58-61). Satu hal yang perlu diingat dalam masa pencarian pasangan hidup adalah : "TRUE LOVE TAKES TIME".

Memilih pasangan hidup memang ditentukan oleh cara pandang dan perilaku seseorang dalam kehidupannya. Cara pandang tentang kehidupan yakni agama menjadi salah satu tolak ukur seseorang dalam menentukan pasangan hidup. Seseorang tidak akan mudah memilih calon pasangan hidup yang tidak seagama, kalau pun ada kejadian seperti itu maka kedua pasangan tersebut telah cinta buta. Ya, bisa dikatakan juga cinta setengah mati yakni kecintaan kepada seseorang dengan meninggalkan nilai dan aturan dalam hidup.

Perilaku yang dapat mempengaruhi tolak ukur penentuan calon pasangan hidup adalah kebiasaan seseorang sehari-hari. Seseorang yang hedonis, suka pergi ke diskotik. Maka biasanya dia akan lebih suka memilih pasangan yang hedonisjuga. Kenapa bisa demikian? Karena standar bahagia antara orang yang tinggi rohaninya berbeda dengan orang hedonis (menempatkan kesenangan kepada kebahagiaan materi yang sesaat).

Itu sebabnya, bagi Anda yang belum menikah sebaiknya melakukan perbaikan diri. Menjaga pergaulan sehari-hari dengan memperhatikan nilai agama dan sosial. Percayalah, Anda akan mendapatkan pasangan hidup yang baik, dan akan menghampiri Anda. 

Bila ingin pintar, seseorang harus rajin belajar, bila ingin kaya seseorang harus berhemat, begitu pula tentang pasangan hidup. Bila menginginkan pasangan hidup yang baik maka kita juga harus baik. Tak ada sesuatu di dunia ini yang untuk mendapatkannya tidak memerlukan pengorbanan. Segala sesuatu ada harganya termasuk bila ingin mendapatkan pasangan hidup yang baik.

Ya, dimulai dari diri sendiri. Bila kita bercita-cita untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik, maka kita sendiri harus baik. Percayalah, Tuhan telah memasangkan manusia sesuai dengan karakter dan derajat mereka masing-masing. Manusia yang baik hanyalah untuk manusia yang baik pula, begitu pula sebaliknya.

Berikutnya adalah tentang masalah fisik. Banyak yang berkata bahwa wanita cantik hanya pantas untuk laki-laki tampan, begitu pula sebaliknya. Dan apa yang terjadi ketika teman kita yang mungkin tak begitu cantik mendapatkan suami yang tampan dan juga kaya, maka kita biasanya akan protes. Kita merasa bahwa dirinya tak pantas dan kitalah yang lebih pantas.

Inilah yang menutupi rezeki kita. Perasaan iri dan dengki menutupi rezeki kita untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Orang yang hatinya dipenuhi penyakit hati biasanya akan memancarkan aura negatif. Sebaliknya, orang yang hatinya bersih maka aura positiflah yang akan terpancar keluar dari dalam jiwanya. Tentunya siapa pun pasti akan lebih memilih orang yang memiliki aura positif daripada negatif.

Intinya, bila kita menginginkan pasangan hidup yang baik yang sesuai dengan keinginan kita, maka hal penting dan sederhana yang harus kita lakukan adalah berkaca dan berkaca serta terus-menerus memperbaiki diri sendiri. Tak ada artinya kita menuntut orang lain berbuat sesuatu, bila kita sendiri juga tidak berbuat. Hal tersebut akan sia-sia.

Perbaikan diri memang sangat sulit untuk dimulai apabila kita belum lapang dalam menilai diri kita sendiri. Intropeksi kepada semua yang telah kita lakukan di masa lampau hingga kini. Bercerminlah pada aturan agama, apakah yang kita lakukan sudah benar atau kurang optimal dalam menjalankan perintah Tuhan. Manusia adalah tempat kesalahan dan kelalaian, jadi bila belum mengaku sebagai insan yang berdosa dan lemah, maka ada sesuatu yang salah pada diri kita saat ini.

Kepribadian seseorang dapat dinilai dari raut mukanya ketika kita bertemu pertama kali. Seseorang yang sering cemberut dan muram itu menandakan dirinya berada dalam kondisi yang tidak mengenakkan hati dan pikiran. Artinya dia seseorang yang bermasalah. Berbeda halnya dengan seorang yang tampak selalu tenang dan murah senyum. Maka itu penampakan dari hati yang tenang dan pikiran yang bersih. 
Selain itu, seseorang yang dekat dengan Tuhan pasti akan disayangi oleh manusia sekitarnya. Seorang yang taat beragama dibutuhkan di mana pun dia berada. Karena seseorang yang taat beragama akan bergaul dengan baik dengan orang-orang yang ditemuinya.

Mendekatkan diri pada Tuhan tidak harus pamer kepada orang lain bahwa kita sering pergi ke gereja. Justru bila kita diam-diam dan benar-benar ingin mendekatkan diri pada Tuhan, akan  menghasilkan pengaruh yang besar dalam perubahan diri kita. Seseorang yang biasa menjaga dirinya dengan aturan agama akan mempunyai kebiasaan untuk menjaga tingkah laku dan perkataannya.

Manusia tidak ada yang sempurna! Itu yang harus ada dalam benak seseorang yang sulit menemukan pasangan hidup. Bisa saja kita terlalu mematok standar pasangan ideal yang terlalu tinggi, bila dibandingkan dengan kuantitas kita sebagai insan. Misalnya kita inginkan adalah seseorang yang baik dan jujur sebagai pendamping hidup, tetapi kita tidak pernah memperhatikan kebaikan dan kejujuran diri kita sendiri.

Tips paling jitu untuk mendapatkan pasangan hidup adalah doa. Ya, doa adalah senjata terbaik bagi orang beriman. Dengan doa yang kita panjatkan kepada Tuhan akan memberikan hasil yang luar biasa kepada diri kita sendiri. Berdoa dapat meningkatkan kemampuan komunikasi kita. Berdoalah kepada Tuhan secara detail. 

Ada beberapa kualitas karakter yang penting bagi orang Kristen yang akan memasuki pernikahan pada masa kini, yaitu :
  1. Kesediaan untuk melayani, kerendahan hati (Yohanes 13:1-7, Roma 12:16).
  2. Kemurnian dalam hal seksual (Roma 13:13-14,Ibrani 13:4).
  3. Prioritas yang benar dalam hidup (Pengkhotbah 2:1-11).
  4. Komitmen untuk bergereja dan melayani (Ibrani 10:24-25).
  5. Sikap mengasihi (Yohanes 13:35).
  6. Penguasaan diri (Amsal 23:20-21).
  7. Tanggung jawab (1 Timotius 5:8).
Tentunya daftar ini tidak seharusnya menjadikan kita mencari orang yang sempurna. Tidak ada orang yang sempurna, tetapi kesediaan untuk terus belajar dan bertumbuh dalam karakter-karakter di atas sangatlah penting.

Selamat mencari bersama dengan Tuhan!
Tulis oleh : Ega Kristiani
Editor : Ev. Nataniel Ebakaibi Uti

Tidak ada komentar