KAMI INTELEKTUAL PAPUA MENOLAK ATAS PERNYATAAN PANLIMA RENCANATAHUN 2015 AKAN MENAMBAH APARAT KODAM DI PAPUA
Saya
An.KIMUPAPA PANBAR PIGAI,SH salah seorang Intelek Tual Papua menolak atas
pernyataan yang disampaikan oleh PANLIMA tentang rencana Tahun 2015 akan
Penambahan Kondam di Papua dengan tujuan mengamangkan situasi criminal baik itu
Daerah Kabupaten/Kota maupung Distrik, Pesisir dan Pegununggan. Karena Pada
hakekatnya Masyarakat Papua dari dulu kala eksistensi sudah terbentuk budaya
konduktif aman terkendali baik itu secara peribadi keluarga maupun mengadaptasi
organisasi manapun. Kita tau Orang Asli Papua (OAP) pada umunya bersifat
aklamasi bersuka cita, hati terbuka terhadap sesama, yang tidak pernah banta,
tidak pernah marah dan tidak pernah ditolak atas semua sumbangsi ideology dari
luar datang untuk membangun Negriku Papua dalam bingkai NKRI. Kita tau bahwa
dari duluh purba kala Orang Asli Papua (OAP) hidupnya mempunyai aturan budaya
sendiri seperti salah satunya jangan membunuh, jangan berzinah, bila melanggar
salah satu nilai norma aturan budaya akan kenakan sangsi belarti ini adalah
hakim sendiri tidak hanya dari manusia melankan dari ROH, dari situ eksistensi
Manusia Papua sangat menyadari dengan pelanggaran tidakan fisik yang
bersifatnya criminal baik itu unsur tidak segaja maupun segaja, saat itulah
Masyarat Asli Papua (MAP) sudah terbentuk budaya hidup aman, damai sampai saat
kini masih berlaku. Burung Cendrawasi dengan sendirinya alam sudah mengukir
poster bentuknya, jenisnya sehingga mempunyai karakteristik sendiri diamana
memiliki eksistensinya dapat melindungi dengan aturan budaya sendiri adalah
Papua………………………….100%. Potensinya serbah lengkap yang tidak meraguhkan hidup
hanya Orang Asli Papua (OAP) sendiri di Papua………………….? . Namun meninjauh
kembali dinamika perkembangan masyarakat Papua sangat memperihatingkan dengan
penegasan hakim kebijakan Pemerinah Indonesia dan aturan Indonesia dalam
bingkai NKRI tidak relevansi dengan tradisi hidup Orang Asli Papua (OAP), maka
hidup Orang Asli Papua (OAP) jadi binggun manakalah yang Orang Papua ikuti dan
manakalah Orang Asli Papua bertindak dalam hidup, karena mencari ekonomi untuk
melengkapi kebutuhan kelaurga saja tidak mendapatkan ruang yang layak, semua
nasip hidupun mengalami frustasi dalam semua sector karena semua aspek
Pembangunan Papua distir dari pusat. walaupun hidup Orang Asli Papua (OAP) lima
belas Tahun menjalan dalam Undan-Undang No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusu
sekarang disebut Otonomi Plus di Papua sampai saat ini masih belum sejhatera.
Pertanyaan apa Tujuan OTONOMI PLUS di Papua…………………?. Walaupun Orang Asli Papua
(OAP) hidup dalam otonomi plus akan tetap miskin diatas negrinya sendiri karena
semua Orang Asli Jawa akan kirim lewat cara lain di Papua seperti salah satunya
rencana PANLIMA menambahkan Kodam/aparat TNI di Papua belum lagi trasmikrasi
yang dimana ungkapan Menteri ……………….. rencananya akan kirim di Papua lagi. Semua
TNI/PORLI dan Trasmikrasi yang sudah datang dan akan datang ini menimbulkan
pertanyaan bagi orang Papua bahwa apakakah orang Asli Papua (OAP) akan aman dan
sejhatera……? Semua kebijakan pemerintah Indonesia adalah dengan ujuang hanya
mempersempit nasip hidup dan mempersempit lapangan pekerjaan bagi Orang Asli
Papua maka orang Asli Papua (OAP) tetap akan hidup miskin diatas negrinya dan
orang Asli Papua (OAP) akan menghabisi sampai punah . Saya Dempix menyampaikan
Jikalau kebijakan pradikma Pemerintah Indonesia modelnya seperti itu Pemerintah
Papua bukanlagi hidup dalam sistem desentralisasi melaingkan masih dalam
sentralisasi karena kebijakannya Pemimpin Papua tidak menakomodir, meneruskan
dan menerima dan kami masyarakat Papua pun bukan lagi warga Negara Indonesia
karena tidak menerima aspirasi penduduk Papua sebagai warga Negara Indonesia.
Sementara dengan adanya aparat TNI/PORLI yang ada di Papua saja eksistensi
Orang Asli Papua (OAP) masih dalam trauma karena Orang Asli Papua tampa ada
alasan yang jelas dapat diniyaya oleh aparat TNI/PORLI Indonesia salah satu
contonya peristiwa pembunuhan yang terjadi di Kabupaten Paniai dalam pekan ini
4 orang tewas anak-anak sekolah tampa ada argument yang pantas. Kejadian
pembunuhan illegal belum terhitung lagi terjadi pembunuhan secara legal.
Tindakan oleh aparat TNI/PORLI di Papua sama saja dengan ajin gogon dan gigit
dilur rumah tampa memanang marga yang penting Orang Asli Papua di
digigit/dibunuh. Saya takut……………………takut………………takut. Karena hidup model begini
tampa ada solusi dan langka-langka yang bijaksana dari Pemimpin Pemerinah
Indonesia terhadap Orang Asli Papua (OAP) 5 Tahun kedepan akan punah habis.
Jadi saya sampaikan kepada PANLIMA harus jeli melihat situasi problematic yang
terjadi di Papua jangan ingat Penambahan KODAM , supaya Indonesia tetap
konduktif. Setiap Problematik yang terjadi anara Masyarakat Asli Papua (MAP)
dan TNI/PORLI Indonesia harus ada identifikasi kronologis problemaik pihak mana
yang salah dan pihak manapula yang benar dengan sebenar-benarnya dan saat
identifikasi harus ada hoknum bersangkuan dan saksi hidup mata yang tidak
pernah membelah ke siapapun dia, selesaikan sesuai dengan berdasarkan kodidor
hukum yang tertuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang sudah
diamandemen. Jangan hanya masalah interen keluarga intervensi oleh pihak
keamanan sampai terjadi ke Penembahkan dan masalah dibuat sendiri
seolah-olehnya orang lain yang dipersalahkan sampai mengadudomba proses
penyelesainya di pihak yang pertama salah, akhirnya yang tidak membuat masalah
disalahkan yang salah diperbenarkan. Model ini yang terjadi di Papua dalam
proses penyelesaian masalah di Papua.
Tulis .D Pigai
Editor N.Ebakaibii Uti
Tidak ada komentar