Implementasi Pendidikan Berkarakter yang Berorientasi Nilai-Nilai Moral
Penulis Oleh : Yohanis Bunga, S.Pd
Mahasiswa Magister Manajemen
Pendidikan
Universitas Cendrawasih Jayapura
Foto dok Pribadi |
Karena
manusia yang baik adalah manusia yang mampu mendidik dirinya sendiri maupun
orang di sekitarnya. Pendidikan dapat mengelaborasikan olah pikir, rasa dan
raga manusia. Dengan adanya pendidikan seorang individu dapat menganalisis
strength. weakness, oppurtunity, treatment yang ada pada dirinya. Bangsa yang
baik adalah bangsa yang menjunjung tinggi pendidikan. Dan masyarakatnya
memiliki sikap unggul, beriman, bertakwa, profesional, serta berkarakter. Jika
kita melihat kondisi sosial di masyarakat tentulah memiliki karakter yang
berbeda. Ada yang bersifat intropet, ada pula yang bersifat extropet. Keduanya
perlu dibimbing agar tidak mengarah pada tindak hipokrit. Karena sifat hipokrit
itu sangat merugikan bangsa.
Potret negara ini sedang mengalami berbagai goncangan permasalahan
yang sangat mengganggu jalannya proses pembangunan. Korupsi yang semakin marak,
keteladanan para pemimpin yang semakin kropos, tumbuh suburnya pornografi dan
pornoaksi, maraknya penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, perzinaan yang
dianggap biasa, perampokan, perjudian, kekerasan, anarkisme, tawuran pelajar,
bentrok antar warga, praktik politik yang tidak bermoral, tingginya angka
kriminalitas, dan lain-lain. Di tambah dengan efek negatif adanya globalisasi
informasi dan teknologi, serbuan budaya asing yang semakin deras, secara
langsung maupun tidak langsung ikut berpengaruh terhadap munculnya berbagai
problematika bangsa sehingga ikut serta menghambat lajunya pembangunan.
Penyebab
utama dari adanya berbagai permasalahan di atas adalah sebagian anak
bangsa ini belum sepenuhnya mempunyai karakter baik yang menghormai nilai-nilai
luhur dan mulia. Oleh karena itu pembangunan karakter bangsa (nation
character building) merupakan sebuah keniscayaan yang dilakukan oleh semua
pihak agar bangsa ini dapat menjadi bangsa yang berkarakter kuat. Sebagai salah
satu upaya membangun karakter tersebut, maka pendidikan karakter sangat
dibutuhkan, penting dan strategis.
Pendidikan
artinya usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Bab I
Pasal 1 ayat 1). Karakter adalah keseluruhan perasaan, sistem nilai, hasrat dan
kehendak. Karakter secara luas diartikan sebagai cara berpikir dan berperilaku
yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian pendidikan
karakter ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk menjadi manusia yang memiliki integritas perasaan, sistem nilai, hasrat,
dan kehendak, sehingga cara berpikir dan berperilakunya selalu bijak, positif
dan bertanggung jawab.
Khusus
di sekolah, maka peran kepala sekolah, para guru, pembimbing, dan
karyawan sangatlah urgen. Mereka memposisikan diri sebagai: 1) Orangtua
kedua setelah di lingkungan keluarga, 2) Fasilitator (memberi kemudahan pada
peserta didik dalam menanamkan karakter), 3) Motivator (memberikan dorongan
kepada peserta didik agar menjadi orang yang berkarakter baik), 4) Model yang
dijadikan contoh teladan atau rujukan perilaku bagi peserta didik, 5)
Inspirator bagi peserta didik.
Terdapat 18
indikator manusia yang berkarakter, antara lain:
v Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
v Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
v Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
v Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
v Kerja Keras: Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
v Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
v Mandiri: Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
v Demokratis: Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
v Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan
didengar.
v Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
v Cinta Tanah Air: Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
v Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan
menghormati keberhasilan orang lain.
v Bersahabat/ Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
v Cinta Damai: Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
v Gemar Membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
v Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
v Peduli Sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
v Tanggung jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha
Esa.
Implementasi Faktual Pendidikan Karakter di Sekolah antara lain:
v
Religius, contoh: memiliki
fasilitas untuk beribadah, memberi kesempatan peserta didikuntuk melaksanakan
ibadah, kebiasan berdoa, mengaji, senyum sapa salam, menjaga kebersihan.
v Jujur, contoh: Transparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah
secara berkala, menyediakan kantin kejujuran, menyediakan kotak saran dan
pengaduan, larangan membawa alat komunikasi pada saat ulangan atau ujian,
menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang, larangan menyontek.
v Toleransi, contoh: menghargai dan memberikan perlakuan dan
pelayanan yang sama kepada semua warga sekolah, menghargai dan memberikan
perlakuan yang sama kepada semua stakeholders, menghormati dan menghargai
perbedaan.
v Disiplin, contoh: memiliki catatan kehadiran, membiasakan hadir
tepat waktu, memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang
berdisiplin, memiliki tata tertib sekolah, menegakkan aturan, menggunakan
pakaian sesuai dengan ketentuan.
v Kerja keras, contoh: menciptakan suasana kompetisi yang sehat,
menciptakan kondisi etos kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar,
memiliki pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar,.
v Kreatif, contoh: menciptakan siatuasi yang menumbuhkan daya berpikir
dan bertindak kreatif, pemberin tugas yang menantang munculnya karya-karya baru.
v Mandiri, contoh: menciptakan situasi yang mengerakkan anak didik
untuk belajar dan bertindak secara mandiri.
v Demokratis, contoh: melibatkan warga sekolah dalam mengambil
keputusan, menciptakan suasana sekolah yang menerima perbedaan, pemilihan ketua
organisasi santri secara terbuka, mengambil keputusan dengan musyawarah
mufakat, mengimplementasikan model dan metode pembelajaran yang dialogis dan
interaktif.
v Rasa ingin tahu, contoh: menyediakan media komunikasi atau informasi
untuk berekspresi bagi warga sekolah, memfasilitasi warga sekolah untuk
bereksplorasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, budaya,
menciptakan suasana pembelajaran yang mengundang rasa ingin tahu.
v Semangat kebangsaan, contoh: memiliki program melakukan kunjungan ke
tempat bersejarah, mengikuti lomba pada hari besar nasional, bekerja sama
dengan teman sekelas yang berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi,
mendiskusikan hari-hari besar nasional.
v Cinta Tanah Air, contoh: menggunakan produk buatan dalam negeri,
menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan
alam dan budaya Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
v Menghargai Prestasi, contoh: memberikan penghargaan atas hasil
prestasi kepada warga sekolah, memajang tanda-tanda penghargaan prestasi,
menciptakan suasana pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi.
v Bersahabat/ Komuniktif, contoh: suasana sekolah yang memudahkan
terjadinya interaksi antarwarga sekolah, berkomunikasi dengan bahasa yang
santun, saling menghargai dan menjaga kehormatan, pergaulan dengan cinta kasih
dan rela berkorban, pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi
peserta didik, pembelajaran yang dialogis, guru mendengarkan keluhan-keluhan
peserta didik, dalam berkomunikasi guru tidak menjaga jarak dengan peserta
didik.
v Cinta Damai, contoh: menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang
nyaman, tenteram, dan harmonis, membiasakan perilaku warga sekolah yang anti
kekerasan, perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang.
v Gemar Membaca, contoh: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya, program wajib baca,
frekuensi kunjungan perpustakaan, menyediakan fasilitas dan suasana
menyenangkan untuk membaca, saling tukar bacaan, pembelajaran yang memotivasi
anak menggunakan referensi.
v Peduli Lingkungan, contoh: pembiasaan memelihara kebersihan dan
kelestarian lingkungan sekolah, tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat
cuci tangan, menyediakan kamar mandi dan air bersih, pembiasaan hemat energi,
membuat biopori di area sekolah, membangun saluran pembuangan air limbah dengan
baik, melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah organik dan anorganik,
menyediakan peralatan kebersihan.
v Peduli Sosial, contoh: memfasilitasi kegiatan bersifat sosial,
melakukan aksi sosial, menyediakan fasilitas untuk menyumbang, berempati kepada
sesama teman kelas, melakukan aksi sosial, membangun kerukunan warga kelas.
v Tanggung jawab, contoh: membuat laporan setiap kegiatan yang
dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis, melakukan tugas tanpa disuruh,
menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat,
menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.
Tidak ada komentar