Artikel Pendidikan Tentang Dampak Psikologis Pendidikan Anak Selama Pandemi Covid-19
Fofo dok Pribadi Oleh Penulis : Adriani Boroan, S.Pd. Gr |
Penulis
: Adriani Boroan, S.Pd. Gr
Masyarakat Indonesia diresahkan dengan adanya wabah
yang menggemparkan dunia. Corona virus disease atau lebih terkenal dengan
sebutan Covid-19 yang menjadi pandemi sampai pada saat ini.
Dampak kebijakan baik negatif dan positif sangat
dirasakan dari berbagai sektor terutama di bidang pendidikan. Di mana pada
akhirnya pemerintah membuat kebijakan sekolah dari rumah, anak harus belajar
secara daring (online),
dan anak tidak berangkat atau pergi sekolah.
Karena pada umumnya tidak semua anak mempunyai kemampuan yang
sama, sehingga dapat menimbulkan berbagai dampak psikologi pada anak.
Dampak pandemi Covid-19 yang dirasakan anak pada saat ini antara
lain:
Dunia Pendidikan
foto diambil oleh Penulis dok Pribadi |
Dalam dunia pendidikan, tujuan pendidikan itu sendiri adalah
sebuah proses perubahan yang terjadi pada beberapa aspek. Seperti halnya aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam diri penguasaan prinsip kejiwaan
anak. Dalam hal ini penilaian hasil produktivitas dan efisiensi belajar anak
terjadi pada keseluruhan proses perencanaan, penataan, dan pendayagunaan sumber
daya.
Untuk dapat merealisasikan tujuan pendidikan itu sendiri baik secara efektif, efisien dalam suatu proses perencanaan. Sedangkan sekolah adalah tempat berkumpulnya anak-anak dan mempunyai pengaruh penting terhadap perkembangan anak. Dalam hal ini perkembangan sosialnya karena anak berasal dari berbagai macam lapisan masyarakat dan keluarga.
foto dok Pribadi |
Sekolah merupakan tempat interaksi antara guru serta teman
sebaya. Di sini sangat memberikan peluang besar sekali bagi anak untuk dapat
mengembangkan kemampuannya baik secara kognitif, keterampilan sosial,
pengetahuan tentang dunia. Juga dapat mengembangkan tentang konsep dirinya
sepanjang masa anak-anak, remaja awal, tengah, dan remaja akhir.
Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah, karena
di sekolah anak bisa melakukan belajar secara kelompok, berinteraksi atau
bergaul dengan teman sebayanya. Di mana teman-temannya berkarakteristik
berbeda, bersosialisasi dengan lingkungan sekolah, juga dapat memahami
karakteristik figur seorang guru.
Dengan berinteraksi bersama teman-teman di sekolah dapat
mengajarkan anak tentang perilaku kerja sama, persahabatan, saling tolong
menolong. Kemudian berlomba dalam kompetisi berprestasi yang sehat, serta
kemampuan dalam bersosialisasi dimasa depan.
Dengan penutupan sementara sekolah anak didik, akhirnya
anak-anak tidak dapat melakukan interaksi dengan teman-temannya. Demikian pula dengan
bapak dan ibu gurunya juga tidak dapat melakukan interaksi dengan anak
didiknya.
Pada dasarnya kemampuan kognitif dan juga ketrampilan sosial
anak dibangun dengan keluarganya. Tetapi pada kenyataannya menjadi suatu
masalah apabila interaksi antara orang tua dan anak tidak terjadi karena
ketidakpahaman orang tua dengan materi pelajaran anaknya. Karena materi
pelajaran disampaikan dengan teknologi sebagai sarana pembelajaran. Sehingga
anaknya kesulitan untuk meminta bantuan kepada orang tuanya juga keengganan
untuk belajar.
Pada Psikologi Anak
Penyebaran pandemi Covid-19 saat ini tentu saja tidak hanya
menyerang terhadap kesehatan fisik saja tetapi juga menyerang kesehatan
psikologi, terutama psikologi anak-anak atau peserta didik. Banyak individu yang
merasa terganggu kesehatan psikologinya, seperti kecemasan, ketakutan, rasa
kawatir yang berlebihan juga berdampak pada psikosomatik lainnya. Juga berimbas
pada anak-anak atau peserta didik yang mengalami kejenuhan, kebosanan dengan
adanya situasi dan kondisi pada saat pandemi Covid-19 seperti ini.
Anak-anak atau para peserta didik tentu saja juga mengalami
kesulitan belajar. Sehingga berdampak pada gangguan kesehatan mental yang
banyak mempengaruhi keadaan psikis anak-anak ataupun peserta didik. Dengan situasi
saat ini menuntut anak-anak untuk selalu lebih waspada terhadap lingkungan
dimana mereka tinggal dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini dapat
menimbulkan gangguan kesehatan mental. Salah satunya yaitu gangguan rasa cemas,
panik, ketakutan, dan juga psikosomatik adalah disebabkan yang paling utama
gangguan ini dalam tubuh manusia.
Perasaan sugesti yang dibangun dari dalam pikiran sangat
berpengaruh terhadap kesehatan kondisi fisik dan psikis anak-anak dalam situasi
seperti saat ini. Sedangkan dengan gangguan psikosomatik akan timbul apabila
seseorang/anak-anak merasakan stres serta kecemasan berlebihan sehingga dapat
menimbulkan depresi.
Dengan berbagai kondisi psikologi yang muncul pada
setiap individu anak pada masa pandemi maka kesehatan jiwa menjadi hal
yang paling penting diperhatikan. Anak-anak/peserta didik mulai dengan
hidup stay
at home dengan belajar dari rumah, mengurangi kegiatan sosial,
dan bepergian untuk bermain dengan teman-teman sebayanya.
Dengan adanya Back to Basic,
yaitu lebih banyak melakukan aktivitas dilakukan dalam rumah seperti halnya
belajar, bermain dan lain-lain untuk menjaga kesehatan. Tentu orang tua ikut
berperan dalam membantu menjaga imun putra-putrinya dengan diberinya
bahan-bahan tradisional seperti halnya jamu, minum jahe dan lainnya. Serta
melakukan optimalisasi virtual yang manis harus work from home sehingga
melahirkan generasi zoom, telemedicine, dan juga ragam aplikasi virtual lainnya.
Sehingga timbul kebersamaan karena merasa senasib dan sepenanggungan.
Maka muncullah beberapa perubahan yang mungkin mulai dilakukan
oleh anak-anak/peserta didik selama pandemi Covid-19. Dengan kekuatan
psikologis masing-masing anak/peserta didik yang mana dalam pendampingan orang
tua, pihak sekolah dan ikut pula ambil bagian dengan pendampingan secara
menyeluruh walaupun secara jarak jauh atau PJJ atau lewat virtual selama masa
pandemi Covid-19.
Maka diharapkan para orang tua terutama yang di rumah ikut
memperhatikan kondisi kesehatan jiwa, baik putra putrinya maupun orang tua itu
sendiri. Apabila tidak memperhatikan kesehatan jiwa, maka akan berdampak pada
memburuknya hubungan sosial dengan sesama dan kesehatan fisik juga terganggu.
Jika tidak dapat mengatasi persoalan psikologis kita
sendiri, maka kita memerlukan pertolongan dari tenaga profesional. Seperti
halnya untuk tidak ragu berkonsultasi dengan dokter spesialis kedokteran
jiwa atau psikolog, sehingga dapat menjaga anak-anak dan keluarga juga kita
semua. Kita terhindar dari masa pandemi Covid-19, serta mampu membuat
anak-anak, orang tua, kita bahagia menjalaninya dalam masa pandemi
Covid-19.
Penulis Oleh : Adriani Boroan, S.Pd. Gr
Posting Oleh : Media Awipapua
Tidak ada komentar