Alumni Unima Tidak Bisa Ikut Seleksi CPNS // Status PDPT Dikti Bermasalah //
Foto Manado Pos sumber Facebook |
Terimaan
calon pegawai negeri sipil (PNS) harus was-was. Pasalnya, saat ini
ternyata ada ratusan hingga ribuan lulusan Unima yang namanya tidak
terdaftar lulus dalam Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) Dikti.
Sedangkan untuk mendaftar ujian CPNS, panitia seleksi mensyaratkan nama
dan nomor ijazah lulusan harus terdaftar dalam PDPT.
TONDANO—Alumni Universitas Negeri Manado (Unima) yang rencana mengikuti seleksi pen
Ini menjadi kabar buruk bagi lulusan Unima yang data PDPT-nya
bermasalah. Sebab beberapa kementerian membuka masa pendaftaran seleksi
CPNS hanya sampai Agustus 2017 ini. Sedangkan untuk mengurus status
lulusan dalam PDPT, menurut kesaksian banyak alumni, bisa sampai
berbulan-bulan lamanya.
Belum lagi bagi para lulusan yang tinggal
di pelosok nusantara seperti Papua. Tentu saja mereka enggan mengurus
status mereka dengan kembali ke kampus Unima.
Persoalan ini
sebenarnya sudah dari beberapa tahun lalu. Sejak rezim Prof Philoteus
Tuerah hingga Prof Julyeta Runtuwene, banyak alumni sudah mengeluh.
Bahkan wartawan Koran ini sempat menanyakan langsung ke Irjen
Kemenristekdikti Prof Dr Jamal Wiwoho SH MHum pada 2016 lalu.
Tapi sayangnya, terkesan tidak ada langkah serius hingga kini untuk
mengakomodir seluruh lulusan yang statusnya bermasalah. Meskipun secara
de facto status sudah alumni, namun nama mereka masih terdaftar aktif
sebagai mahasiswa dalam PDPT. Bahkan nama sejumlah alumni sudah lenyap
dari data PDPT. Ada juga yang nama dan jenis kelaminnya salah didata.
“Kami sudah lama lulus tapi anehnya status kami masih aktif sebagai
mahasiswa di PDPT bahkan sekarang sudah tidak ada lagi. Saat mendaftar
ke BUMN baru-baru ini, saya tidak diterima karena nama saya saat
diverifikasi tak terdaftar lulus di PDPT,” sesal Fiki, alumni Unima.
“Bukan cuma status mahasiswa yang masih aktif, jenis kelamin teman saya
juga salah didata. Padahal semua persyaratan sudah dimasukkan sebelum
ujian akhir saat kuliah dulu,” tambahnya.
Selama ini, alumni
menilai pihak Unima kurang proaktif menginformasikan kecacatan ini.
Mahasiswa yang sudah lulus harus mencari tahu sendiri dan mengurusnya di
kampus. Padahal, banyak lulusan yang setelah lulus, tersebar di
berbagai pelosok nusantara. “Kami kecewa karena harus lagi ada yang
diurus ke kampus. Padahal sudah lulus. Bagaimana bagi teman-teman di
luar daerah seperti Maluku dan Papua. Pasti mereka kesulitan,” tambah
mereka.
Menurut kesaksian salah satu lulusan yang tinggal di
Sulawesi Tengah, dirinya sudah beberapa kali bolak-balik antarprovinsi
dan memasukkan berbagai persyaratan yang diminta di Puskom Unima.
Anehnya beberapa bulan menunggu, hingga kini statusnya dalam PDPT belum
selesai juga. “Saya sudah tiga kali urus di Puskom sampai bolak-balik
Luwuk-Tondano. Ini antarprivinsi. Tapi sampai sekarang masih tidak
ter-update status saya,” sesalnya.
Walaupun persoalan ini adalah
juga warisan dari rezim sebelumnya, tetapi mereka berharap, ketika ada
pergantian rezim pada 2016, Unima bisa ada pemulihan. “Tetapi ternyata
belum ada tanda-tanda perubahan itu. Buktinya masalah mendasar seperti
ini saja tidak diseriusi. Kasihan Unima kami,” ucap para alumni Unima.
Di sisi lain, Pembantu Rektor IV Rony Tuna ketika dikonfirmasi, tidak memberikan jawaban.(inf)
sumber : facebook Di sisi lain, Pembantu Rektor IV Rony Tuna ketika dikonfirmasi, tidak memberikan jawaban.(inf)
posting oleh : EV. N Ebakaiby Uty
Tidak ada komentar